Balai Latihan Kerja (BLK) Payakumbuh,sumatera Barat.foto :fen
Permasalahan yang dihadapi Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola Pemerintah Daerah (Pemda) hampir semua sama.
BLK) membutuhkan peralatan pelatihan baru yang lebih canggih. Agar bisa menghasilkan tenaga kerja terampil peralatan modern, sesuai dengan permintaan pasar kerja zaman Now, yang serba canggih.
“Saat ini sekitar 80% BLK di daerah, hanya memiliki peralatan lama yang sudah usang dan jadul. Sehingga sulit melahirkan tenaga kerja terampil di bidang peralatan modern, yang diperlukan pasar kerja industri, dewasa ini. Bahkan sejumlah peralatan lama itu, sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi,” papar Kepala BLK Payakumbuh- Sumbar, Nanang P Syahid, menjawab wartawan, yang tergabung dalam Fowarker (Forum Wartawan Ketenagakerjaan)Sabtu (02/04/2022).
Dia menjelaskan BLK Payakumbuh sudah lama menutup pelatihan otomotif (mobil).Akibat terbatasnya anggaran
Pihaknya sudah melobi DPRD Kabupatwn Payahkumbuh dan DPRD Provinso Sumbar agar anggaran Tahun 2023 dialokasikan.
Pasalnya anggaran 2022 relatif kecil.Karena itu kami berharap Kementerian Ketenagakerjaan membantu,ujar Nanang
Sejak beberapa tahun lalu, kondisi peralatan pelatihan sudah sama sekali tidak bisa digunakan lagi. Kondisi mobil tua buat pelatihan, sudah sangat usang dan sejumlah motor kaburator sebagai alat pelatihan sudah tidak sesuai lagi dengan peralatan baru.
Menurut Nanang, BLK Payakumbuh terpaksa menutup pelatihan otomotif mobil, karena peralatan pelatihan sudah tidak bisa digunakan lagi. Dua buah mobil jenis Mitsubishi keluaran tahun 1987 yang digunakan untuk pelatihan, sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan ketrampilan kendaraan baru yang dibutuhkan saat ini.
“Kedua mobil tua itu, akan saya hapus dari inventaris milik negara, dan akan mengusulkan anggaran untuk revitalisasi peralatan pelatihan. Kami sudah menyurati Sekretaris Daerah Pemda, meminta agar peralatan BLK Payakumbuh di revitalisasi. Namun hingga kini belum ada jawaban,” keluh Nanang.
Disebutkan, kini harapan revitalisasi BLK Payakumbuh di amanatkn kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Agar BLK Payakumbuh tetap bisa mencetak tenaga kerja kompeten yang ketrampilannya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Dikatakan, tumpuhan harapan bantuan peralatan pelatihan yang modern, kini hanya pada Kemnaker. Sebab angaran pelatihan Pemda Payakumbuh sangat minim, hanya cukup untuk membiayai beberapa pelatihan saja. Ironisnya, beberapa pelatihan yng bisa diselenggarakan itu, terpaksa hanya memakai peralatan seadanya. Sehingga sulit menghasil kan tenaga kerja yang ketrampilannya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
“Karena anggaran tidak mencukupi,pelatihan menjahit yng saat ini menjadi pelatihan paforit, yng banyak diminati, tidak bisa berkembang. Maka kami sangat berharap bantuan Kemnaker agar tujuan pembangunan SDM di daerah bisa menunjang harapan pembangunan ekonomi di nasional,” tambah Nanang.
Dia mengaku memiliki lahan kosong seluas 1,2 hektar, yang bisa digunakan untuk pengembangan pelatihan menjahit. Terutama untuk memproduksi pakaian dalam pria dan wanita. Sejalan dengan keinginan BLK Payakumbuh untuk menjadi spesialis pakaian dalam.
Nanang menyebutkan, bahwa pengembangan program pelatihan dan revitalisasi peralatan BLK, sangat tergantung dari inovasi,kreatifitas dan reponsibiltas Kepala BLK dalam menjalin hubungan dengan mitra kerja usaha. Diakui, BLK Payakumbuh sampai saat ini belum menjalin hubungan dengan kalangan Usaha. Karena Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan (FKLP) belum terbentuk. Namun pihaknya telah bekerjasama dengan perusahaan alat berat.
“BLK Padang sebagai Pembina BLK Payakumbuh, hingga kini belum memiliki FKLP. Oleh sebab itu, BLK Payakumbuh juga belum mempunyai mitra dengan kalangan perusahaan,” tutur Nanang.
Dia berharap, pemerintah responsif terhadap keluhan BLK lama yang menginginkan peralatan baru yang modern. Sesuai dengan tuntutan jaman di era modern yng serba maju ini. BLK juga harus memiliki peralatan pelatihan modern guna mencetak tenaga kerja trampil pada peralatan modern di jaman industri modern Sehingga BLK Payahkumbuh bisa sejajar dengan BLK yang tersebar di Indonesia.*fen