
Menaker Hanif Dhakiri dan jajaran pejabat eselon 1 dan 2 Kemenaker tampil memakai Kain Sarung pada perayaan Hari Kain Sarung, Jumat (1/3). Foto: Ist/humas
Jakarta-harianumumsinarpagi.com, Menteri Ketenagakerjaan(Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan ingin mempopulerkan kain Sarung Demikian dikatakan Menaker di Kementerian Ketenagakerjaan Jalan Gatot Subroto Jakarta Jum’at (1/3) di Sela sela Perayaan Hari Sarung Nasional yang bertema ” Sarung is My New Denim”.
Selain Menaker acara ini dihadiri pejabat eselon I, II dan III Kemnaker. Bahkan secara bergiliran para pejabat teras itu ikut berlenggak-lenggok diatas panggung seperti Peragawan dan Pragawati di halaman kantor Kemnaker dengan mengenakan kain sarung/kain khas Nusantara di atas karpet merah .
Disaksikan pegawai Kemnaker yang juga mengenakan kain sarung dan berdiri di sisi karpet merah, Hanif Dhakiri, Sekjen Khairul Anwar, Dirjen PHI Jamsos Haiyani Rumondang, Dirjen Pengawasan K3 Sugeng Priyanto, Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono secara bergiliran bagaikan peragawan/peragawati bergaya berjalan di atas catwalk.
Menteri Hanif mengatakan pihaknya ingin mempopulerkan kain sarung sebagai salah satu busana nasional Indonesia. Semakin populer dan dikenalnya sarung serta diminatinya sarung oleh generasi milenial, maka akan menimbulkan dampak ekonomi dan lapangan kerja akan luar biasa.
“Hari ini kita sarungan bersama dalam acara bertema Sarung is My New Denim. Selama ini Denim identik dengan jeans. Hari ini kita berbagai macam ragam dari jenis kain. Indonesia kaya betul dengan berbagai macam kain sarung, berbagai macem jenis dan bentuk. Ini jadi potensi ekonomi dan budaya, ” ujarnya.
Hanif Dhakiri menambahkan sejarah sarung sangat panjang. Tapi sekilas, sarung sejak dulu digunakan oleh kaum nasionalis dan santri. Tapi lambat-laun, hanya kaum santri saja yang mengenakan sarung dan tiba-tiba sarung dianggap kampungan atau Ndeso.
“Sarungan bukan ndeso atau kampungan. Sarungan itu keren. Kita harus keluarkan sarung dari citra negatif dan dianggap hanya mewakili kelompok tertentu. Sarungan ini untuk semua orang karena sarungan bagian dari budaya nasional, ” ujarnya.
Menaker Hanif juga mengajak pegawai Kemnaker untuk mengenakan sarung setiap hari Jum’at. “Monggo di Kemnaker, tiap hari Jum’at pakai sarung, itu tak masalah. Saya tidak akan mewajibkan untuk bersarung tapi kalau hari Jum’at pakai sarung, kita kasih jempol, ” kata Hanif seraya memperagakan jari jempolnya ke hadapan pegawai Kemnaker dan disambut applaus.
Hanif menjelaskan sarung bisa digunakan untuk berbagai macam jenis aktivitas. Misalnya untuk ibadah sholat dan aktivitas lain. “Tapi intinya, kita ingin sarung ini kembali populer menjadi budaya nasional dan membantu penciptaan lapangan kerja di bidang produksi sarung. Mari kita harus bangga dengan jatidiri Indonesia, ” katanya.* pr/fen