Cikarang Selatan,Bekasi-SINAR PAGI
PT SCG Readymix Indonesia yang berlokasi di Jalan Raya Cikarang-Cibarusah Bekasi bertanggungjawab atas buangan limbah produksi dilahan kosong milik perorangan akibat tidak Manajemen PT SCG Readymix Indonesia Akui Belum Miliki Standarisasi IPAL resapan bak penampungan.
“Segera kami tutup tembok yang bolong,” kata Safety Manager PT SCG Readymix Indonesia Wahyudin dalam keterangannya kepada Sinar Pagi, Pekan lalu di Cikarang.
Sebelumnya, tembok pembatas perusahaan dengan lahan perorangan dalam kondisi bolong. Namun perusahaan belum bisa menjelaskan penyebab tembok yang mengalami keretakan itu. Saat ini, perusahaan pemasok beton asal Thailand itu tidak memiliki standarisasi resapan bak penampungan tersebut.
“Biasanya untuk pencucian mixernya ada resapan baknya tiga, disini tidak ada. Kalau di tempat lainnya ada, jadi air itu terkelola tidak masuk ke lahan pekarangan orang,” katanya.
“Untuk siteplant (perencanaan) nya biasanya engenering kita yang buat. Saya juga tidak mengetahui asal usul perencanaannya,” tambah dia.
Keterbatasan lahan produksi juga menjadi salah satu penyebab kurangnya prasarana instalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Dalam aturannya, perusahaan batching plant memiliki luas tanah mencapai 1 hektar, minimun 7000 meter persegi.
“Kami mengalami keterbatasan lahan, karena terambil lagi lahannya untuk dijual,” katanya.
Saat ini, perusahaan hanya memiliki empat bak penampungan kecil-kecil. Itu pun jika tidak (Kontinyu) segera dibersihkan akan terjadi penumpukan sehingga susah untuk diperbaiki.
SCG Readymix Indonesia (Jaya Mix) merupakan perusahaan yang pertama dan terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2012 diakuisisi semula PT Jaya Mix asal Australia menjadi PT SCG Readymix Indonesia dengan kepemilikan asal Thailand.
Produksi PT SCG yang berdomisili di wilayah Desa Pasirsari itu beroperasi selama 24 jam dengan kontrak lahan selama 25 tahun sejak tahun 2004 lalu. *Dharma/Samuel